Mengenal Sindrom Piring Bersih, Pantang Berhenti Makan sebelum Habis

21 April 2025
Mengenal Sindrom Piring Bersih, Pantang Berhenti Makan sebelum Habis Cover

Sumber : Tempo, Yayuk Widiyarti. 30 Maret 2025

Banyak orang merasa tak nyaman bila tidak menghabiskan makanan di piring saat makan. Kebiasaan ini disebut sindrom piring bersih yang mengacu pada kebiasaan banyak orang yang tak akan berhenti makan sebelum piring licin tandas, apakah mereka benar-benar lapar atau tidak.

Perilaku tersebut dipengaruhi banyak faktor, dari budaya, sosial, sampai psikologis serta bisa berdampak serius pada pada kesehatan fisik dan mental. Penyebabnya juga beragam. Sejak kecil, banyak orang diajarkan untuk tidak menyisakan makanan di piring ketika makan karena hal itu merupakan tanda kita tidak bersyukur dan membuang makanan sementara banyak orang yang kelaparan. Sindrom piring bersih bisa memicu dampak psikologis sebagai berikut:

  1. Rasa bersalah dan cemas Orang yang selalu mendapat tekanan untuk menghabiskan makanan di piring akan merasa bersalah jika tak bisa melakukannya. Sehingga bisa menyebabkan hubungan yang tidak sehat dengan makan. Sinyal tubuh terputus Keharusan untuk menghabiskan makanan di piring bisa menyebabkan orang mengabaikan sinyal tubuh terkait rasa kenyang. Hal ini bisa berakibat maka berlebihan dan berpotensi memicu masalah seperti obesitas atau gangguan makan.
  2. Kondisi emosional Bagi kebanyakan orang, setiap gigitan makanan bisa terasa sebagai sesuatu yang bernilai karena pengalaman di masa lalu terkait kelaparan..
  3. Hubungan toksik dengan makanan Sindrom piring bersih bisa berkontribusi pada hubungan beracun dengan makanan, di mana memenuhi keinginan eksternal lebih diprioritaskan dibanding mendengarkan kebutuhan tubuh sendiri. Kondisi ini bisa berakibat gangguan makan seperti menghindari makan atau makan berlebihan