Warisan Rasa Kuliner Nusantara
21 April 2025
Sumber : kumparan, Sany Kurniawati. 20 Mei 2025
Kuliner Indonesia bukanlah sekadar daftar masakan; ia adalah cerminan peradaban, interaksi antarbangsa, serta kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun. Mari kita menyingkap kisah di balik setiap bumbu dan teknik yang menjadikan kuliner Nusantara begitu istimewa.
Rempah-rempah Nusantara telah menjadi komoditas paling berharga di dunia. Pala, cengkih, lada, dan kayu manis adalah "emas" yang menarik bangsa-bangsa asing datang ke kepulauan ini, memicu era penjelajahan dan kolonisasi. Rempah bukan hanya pemberi rasa, tetapi juga pengawet alami (penting di iklim tropis) dan seringkali memiliki khasiat obat tradisional.
Teknik memasak tradisional yang beragam di Nusantara juga bercerita tentang adaptasi masyarakat terhadap kondisi geografis dan sumber daya yang tersedia. Proses memasak rendang yang membutuhkan waktu lama dengan santan dan rempah melimpah bukan hanya menciptakan rasa yang kaya, berfungsi sebagai metode pengawetan daging untuk masyarakat Minang yang sering bepergian. Selain itu, penggunaan bambu untuk memasak (seperti lodeh kluwih atau lemang), atau metode fermentasi (terasi, tauco, tempoyak) adalah contoh bagaimana masyarakat memanfaatkan lingkungan sekitar dan menciptakan cara unik untuk mengolah serta mengawetkan bahan makanan.
Perbedaan mencolok dalam cita rasa antar daerah di Indonesia adalah manifestasi paling nyata dari keberagaman budayanya. Jawa dengan sentuhan manis legitnya (gudeg, bacem) mencerminkan karakteristik yang berbeda dari Sumatera yang pedas dan kaya santan (rendang, gulai), atau Sulawesi dengan dominasi cita rasa laut dan bumbu bakar (ikan bakar parape, pallu basa). Bali dengan bumbu genep yang kompleks dan penggunaan babi dalam beberapa hidangan mencerminkan identitas budaya dan agama Hindu yang kuat.